Ulasan novel Ayah, Aku Rindu karya S.Gegge Mappangewa

 



Judul buku: Ayah, Aku Rindu     

Penulis: S. Gegge Mappangewa

Penerbit: Indiva Media Kreasi

Cetakan : cetakan pertama, Maret 2020

ISBN: 978-602-495-290-7

Tebal: 192 halaman.; 19 cm.

Harga: Rp. 45.000,00

 

Ayah, Aku Rindu adalah novel remaja yang ditulis oleh S. Gegge Mappangewa. Novel ini berhasil menduduki tingkat pertama di kompetisi menulis novel Remaja Indiva 2019. Buku ini menceritakan tentang kerinduan anak terhadap Ayahnya, namun hal rindu ini tak biasa karena Rudi sebagai putra tunggal dari keluarga Pak Gilang harus kehilangan sisi Ayahnya yang dulu akibat gangguan mental yang  diduga disebabkan oleh kehilangan istri tercintanya yang sakit. Novel ini tak hanya memberi kesan rasa kehilangan seorang Ayah ,namun memiliki banyak pelajaran dalam mengikhlaskan, melewati cobaan hidup, dan kutipan-kutipan indah serta sangat berkesan di hati. Kutipan yang sangat memikat hati adalah

“Sesal tak pernah datang tepat waktu. Sesal selalu menunggu semua tak bisa terulang kembali, lalu datang mengetuk pintu untuk memberi kabar bahwa semua tak ada artinya lagi”.(halaman 95).

Kutipan ini sangat sesuai dengan kehidupan,biasanya  penyesalan tak pernah datang di waktu yg tepat dan semua yg di sesali sulit untuk diulang kembali.

Rudi adalah seorang anak yang sedang duduk di bangku XII SMA dengan kisah keluarga penuh cinta yang terdiri dari Rudi,Ayah,dan Ibunya. Walaupun penuh cinta, keluarganya diberikan cobaan atas kepergian Ibu Rudi dan kebangkrutan perusahaan perternakan  yang membuat kondisi mental  Ayahnya berubah. Rudi pun lama kelamaan merasa kehilangan Ayahnya.  Ayah yang ia sayangi itu tiba-tiba seperti membenci Rudi setelah kehilangan istrinya. Rudi pun berpikir hal apa yang mebuat sang Ayah menjadi membenci dirinya.Selain misteri kebencian Ayahnya, anak laki-laki itu sangat bingung dan merasa takut akan kelakuan dan jiwa Ayahnya yang dulu menghilang walaupun masih hidup. Namun Rudi tak pernah mengurangi rasa sayang kepada Ayahnya.Selain itu Rudi harus rela melepaskan sang Ayah untuk dibawa ke rumah sakit jiwa di Makassar karena tingkah laku beliau yang semakin menjadi-jadi dan meresahkan warga. Saat tak ada Ayahnya, Pak Sadli selaku guru dan tetangga membantu Rudi dengan mengatasi kebimbangan dan menyuruh Rudi untuk tinggal sementara dengannya. Dibalik rasa melepaskan Ayahnya itu , Rudi pun pada awal mula masih sangat sulit untuk melepaskan beliau, tapi apa boleh buat, ia harus mengorbankan rasa kehilangan tersebut demi kesembuhan Ayahnya. Merasa kehilangan bukan berarti sepenuhnya menutupi jalan Rudi untuk mencoba hal baru, ia mengikuti lomba fotografi dan berhasil memenangkannya. Awalnya Rudi tak bisa menerima hadiah dari hasil kemenangan itu, karena foto yang ia perlombakan adalah foto jepretan sang Ayah dan ia tau bahwa hal ini termasuk curang karena jepretan itu tidak orisinil, namun Pak Sadli lah yang kembali membantu kebimbangan Rudi,alhasil Rudi bisa menerimanya. Dibalik semua hal yang telah terjadi, Rudi hanya mempunyai 1 hal yang diinginkan, yaitu kesembuhan dan kembalinya sosok Ayah ke sisinya. Saat menunggu dan menjenguk sang Ayah sepekan sekali ke Makassar, Rudi dan Pak Sadli ternyata telah berhasil sedikit demi sedikit  menguak pintu misteri dari alasan mengapa Ayah Rudi sangat membencinya, selain membenci rudi, ternyata Ayah Rudi juga membenci Pak Ramli(Ayah Pak Sadli) yang mempunyai kisah dibalik kebencian itu, dan semua  misteri ini memang ada benarnya dan menjadi kunci jawaban dari semua misteri.Mulanya Rudi tak kuasa menahan kebenaran itu, tapi ia mulai bisa menerima hal tersebut secara perlahan-lahan.

karena hasil  keberanian Rudi melepaskan Ayahnya itu ke rumah sakit jiwa di Makassar, Ayahnya pun bisa pulih,walaupun tidak pulih secara sempurna, namun sang Ayah sudah bisa melihat Rudi dan bisa menanyakan putranya kembali.Saat itu Rudi sudah masuk perkuliahan dan saat sedang menjenguk Ibunya di makam, hal ini mebuat Rudi sangat bahagia, karena penantiannya setelah bertahun-tahun akhirnya tiba. Ia pun langsung pergi tergesa-gesa menemui ayah tercintanya itu dan tidak lupa untuk memeluk beliau.

Buku ini adalah tipe buku yang bagus, sebab pemilihan kata yang mendalam dan indah, contohnya adalah pemilihan kata di kutipan pada setiap awal bab dan pemakaian kata pada cerita. Selain itu alur cerita ini sangat menarik dan buku ini adalah suatu hal yang lumayan berbeda dari cerita buku-buku yang lain, dapat dilihat pada alur cerita yang menceritakan tentang lika-liku kehidupan Rudi dengan Ayah tercintanya itu. kualitas dari kover terkesan berkualitas, sebab memiliki gambaran yang sesuai dengan isi cerita dan tebal cover yang pas. Warna lembar buku tidak gelap, sehingga tulisan gampang dibaca dan memiliki nuansa yang rapi. Selain itu banyak terdapat pengetahuan, diperkenalkannya istilah-istilah dan hal-hal baru dari budaya Sulawesi yang jarang didengar sebelumnya,seperti kisah La Pagala atau Nenek Mallomo dan makanan khas Sulawesi yaitu peca’tello(bubur telur) sehingga saat teman-teman membaca buku ini, tidak hanya untuk mendapat kesenangan tapi juga mendapat banyak ilmu pengetahuan.

Namun ketika  membaca buku ini kemunginan harus dibaca berkali-kali, karena alurnya yang cukup mendalam dan tidak terlalu ringan untuk sebuah novel remaja.Sebab itu teman-teman yang ingin membaca harus lumayan fokus untuk mencerna makna dan alur ceritanya. Nomor yang berada di samping kata asing cukup kecil, hal tersebut bisa saja membuat para pembaca awam menjadi tidak mengerti  dengan arti dan tidak melihat nomornya itu , hal ini dapat dilihat di halaman 19 pada kata labuesso. Sebaiknya nomor bisa dipertebal atau di tulis lebih besar sedikit.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya,buku ini saya sangat rekomendasikan untuk dibaca oleh remaja. Khususnya remaja yang umurnya sekitar 13-19 tahun , dengan cerita yang    berliku,cerita rasa kasih sayang terhadap Orang tua dan terdapat banyak pengetahuan baru yang bisa menambah wawasan. Tetapi walaupun yang sudah berumurpun juga pasti akan masih  cocok dengan buku ini karena ceritanya yang tidak membosankan dan tidak terlalu kekanak-kanakan.


Komentar

  1. Kalau saya rindu sama dia gimana ya mbak?

    BalasHapus
  2. Mantap review nya, mudah dimengerti

    BalasHapus
  3. Rekomendasi buku tere liye atau buku cerita tidak berseries

    BalasHapus
  4. Aku rindu dia, sayangnya dia ga rindu sama aku 😶

    BalasHapus

Posting Komentar